Powered By Blogger

Rabu, 09 November 2011

EKSTRAKSI


I. Tujuan Percobaan
    Mempelajari pemisahan senyawa dari padatan dengan cara ekstraksi

II. Dasar Teori


A.  Kacang Tanah
Kacang Tanah (Arachis hypogea L) merupakan sejenis spesies kacang-kacangan dari famili Fabaceae yang berasal dari Amerika Selatan.Kacang (Arachis hypogaea) memiliki ciri-ciri morfologi pohon herbaceus tinggi 25-30 cm. Batang menjalar, Daun tunggal, lonjong, tepi rata,  ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, bawah halus. Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. (http://vyanrh.wordpress.com/2009/08/03/kacang-tanah-manfaat-dan-dampaknya/).

B.   Petroleum Eter
Petroleum eter juga dikenal sebagai bensin adalah sekelompok berbagai volatile, mudah terbakar , cairan hidrokarbon campuran yang digunakan terutama sebagai  pelarut nonpolar. Petroleum eter bukan merupakan eter seperti dietil eter, namun sejenis hidrokarbon ringan
Petroleum eter diperoleh dari minyak kilang sebagai bagian dari distilat yang merupakan penengah antara ringan nafta dan berat minyak tanah. Memiliki berat jenis antara 0,6 dan 0,8 tergantung pada komposisinya. (Williamson:26-27)

C.   Ekstraksi
 Ekstraksi adala jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah menembus kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan konsentrasi larutan dengan larutan di luar bahan.
    Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas. Jenis-jenis ekstraksi tersebut sebagai berikut:
  • Cara Dingin
    • Maserasi, adalah ekstraksi menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada suhu kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metoda pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetic berarti dilakuakn pengadukan kontinyu. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarutsetelah dilakukan ekstraksi maserat pertama dan seterusnya.
    • Perkolasi, adalah ekstraksi pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya pada suhu ruang. Prosesnya didahului dengan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penampungan ekstrak) secara terus menerus samapai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan
  • Cara Panas
    • Reflux, adalah ekstraksi pelarut pada temperature didihnya selamawaktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya pendingin balik
    • Soxhlet, adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik.
    • Digesi, adalahmaserasi kinetic pada temperature lebih tinggi dari temperature kamar sekitar 40-50 C
    • Destilasi uap, adalah ekstraksi zat kandungan menguap dari bahan dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial zat kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinyu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fse uap campuran menjadi destilat air bersama kandungan yang memisah sempurna atau sebagian.
    • Infuse, adalah ekstraksi pelarut air pada temperature penangas air 96-98 C selama 15-20 menit.
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya melarutkanyang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya.(http://lordbroken.wordpress.com/2010/02/17/ekstraksi-pelarut/)
















III. Alat dan Bahan

      3.1. Alat
Ø  Soxhlet
Ø  Mortar
Ø  Kertas saring
Ø  Penangas air
Ø  Labu godok
Ø  Gelas ukur
      3.2. Bahan
Ø  5g daging buah kemiri
Ø  Petroleum eter
Ø  Magnesium sulfat anhidrous


















IV. Prosedur Kerja


 


-       Dibungkus dengan kertas saring
-       Ditutup dengan kapas bebas lemak bagian atas dan bawahnya
-       Dimasukkan pada alat soxhlet
-       Ditambahkan Petroleum eter sebanyak 60% dari volume labu gondok
-       Dilakukan proses ekstraksi selama 1,5 jam
-       Serbuk kacang yang sudah disarikan, dioven selama 24 jam
-       Minyak dan protoleum eter di tambahkan NaSO4
-       Diuapkan pada suhu kamar dilemari asam selama 24 jam
-       Minyak & serbuk kacang ditimbang.


HASIL
 
 

  













V. Hasil Percobaan dan Pembahasan

5.1. Hasil Percobaan
-Berat kertas saring kosong  (a)                               = 0,86 gr
-Berat (kertas + sampel) awal (b)                            = 5,75 gr
-Berat (kertas saring + sampel) akhir (c)                 = 3,50
-Berat labu kosong (d)                                            = 32,24
-Berat labu + minyak (e)                                         = 36,77
-Berat MgSO4 (f)                                                    = 0,43
-Rendemen Awal :  (b) – (c)   x 100%                     = 0,39
 (b)
- Sampel awal : (b) – (a)        =  (g)                          = 4,88
-Berat Minyak (e) – ((d)+(f)) = (h)                          = 4,10
-Rendemen akhir :  (h)       x 100%                         = 0,84 %
(g)

5.2. Pembahasan
Pada percobaan kali ini isolasi minyak kacang dilakukan dengan metode ekstraksi Soxhlet (Soxhletasi). Pertama dilakukan penimbangan serbuk kacang sebanyak 5 gr, setelah itu penimbangan serbuk ini dibungkus terlebih dahulu dengan kertas saring, ujung atas dan bawahnya ditutup dengan kapas bebas lemak., sebelum dimasukkan dalam soxhlet Dalam percobaan ini digunakan petroleum eter sebanyak 60% dari volume labu godok, sebagai pelarut yang dapat melarutkan minyak dalam kacang karena sama-sama bersifat nonpolar . Setelah itu dilakukan ekstraksi selama 1,5 jam. Prinsip Kerja Soxhlet adalah penyairan secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi molekul-molekul cairan penyari oleh pendingin balik sehingga turun kembali kedalam klonsong menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadi sempurna.  Dalam percobaan ini dilakukan sampai cairan yang terdapat pada klongsong berubah lebih jernih warnanya. Itu disebabkan massaminyak kacang lebih besar dan sulit menguap dibanding protoleum eter. Sehingga minyak yang sudah berada didalam labu gondok tidak akan menguap.
Setelah proses ekstraksi dilakukan selama 1,5 jam,lalu ekstrak yang diperoleh ditambah dengan natrium sulfat anhydrous / magnesium sulfat anhydrous. Akan tetapi pada percobaan kali untuk memisahkan pelarut dari minyak dilakukan dengan cara diuapkan pada suhu kamar. Dimana labu alas bulat diletakkan pada lemari asam selama 24 jam dan ditambah dengan magnesium sulfat anhidrous. Fungsi penambahan magnesium sulfat anhidrous adalah untuk mengabsorbsi air yang kemungkinan terdapat dalam senyawa tersebut.
Proses terakhir adalah serbuk kacang yang sudah tersarikan disimpan didalam oven selama 1 hari. Setelah 1hari, serbuk kacang dan juga minyak kacang ditimbang untuk menentukan kadar minyak/lemak dalam serbuk kacang
















.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut. Biji kacang yang telah menjadi hancur,akan  memiliki luas permukaan yang lebih luas dibandingkan biji kacang padatan.
Hasil yang didapatkan adalah minyak kacang berwarna kuning dengan. Ekstraksi padat-cair dan efisiensi kadar minyak yang diperoleh dari 5 gram kacang yaitu sebesar 0,84%, Dapat disimpulkan bahwa minyak yang terkandung dalam biji kacang relatif lebih rendah dari pada biji-bijian yang mengandung kadar lemak/minyak tinggi.





















Daftar Pustaka

 Williamson, (1986), "Metode Pemisahan", UGM Press, Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut